Sabtu, 10 September 2011

Pentingnya Profesionalisme Dalam Berkarya Menurut E. Widijo Hari Murdoko, S.Psi

Profesionalisme sangat penting sekali untuk di miliki oleh setiap orang, selain besar sekali manfaatnya bagi pihak yang lain, profesionalisme juga dapat membantu diri kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Profesionalisme bisa disejajarkan dengan isme-isme (baca: paham atau alliran) yang lain. Sedangkan istilah profesional bisa dikonotasikandengan penganut (orangnya) atau berkaitan dengan sifat, sedangkan bidangnya disebut profesi. Dalam bidang apapun kita berkarya, tentu kita harus melakukannya secara profesional. Menjadi seorang profesional bukanlah pekerjaan yang mudah. Untuk mencapainya, diperlukan usaha yang keras karena ukuran profesionalitas seseorang akan dilihat dari dua sisi. Yakni teknis keterampilan atau keahlian yang dimiliki, serta hal-hal yang berhubungan dengan sifat, watak, dan kepribadiannya. Menurut E. Widijo Hari Murdoko, S.Psi dalam tabloid NOVA Nomor 694/XIV-17 Juni 2001, setidaknya ada delapan syarat yang harus dimilki oleh seseorang jika ingin menjadi seorang profesional, yaitu:  
1. Menguasai pekerjaan
Seseorang layak disebut profesional apabila ia tahu betul apa yang harus dikerjakan. Pengetahuan terhadap pekerjaannya ini harus dapat dibuktikan dengan hasil yang dicapai. Seorang profesional tidak hanya pandai memainkan kata-kata secara teoritis, tapi juga harus mampu mempraktekannya dalam kehidupan nyata. Ia memakai ukuran-ukuran yang jelas, apakah yang dikerjakannya itu berhasil atau tidak. Untuk menilai apakah seseorang menguasai pekerjaannya, dapat dilihat dari tiga hal yang pokok, yaitu : bagaimana ia bekerja, bagaimana ia mengatasi persoalan, dan bagaimana ia akan mencapai hasil kerjannya. Dengan begitu, maka seorang  profesional akan menjadikan dirinya sebagai problem solver (pemecah persoalan), bukan jadi trouble maker (pencipta masalah) bagi pekerjaannya.
2. Mampu bekerja keras
Seorang profesional akan secara sadar sanggup untuk bekerjaa keras dalam menyyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya. Ia tetaplah manusia biasa yang mempunyai keterbatasan dan kelemahan. Oleh karena ituia harus mampu menjalin kerja sama dengan berbagai pihak tanpa pandang bulu. Ia akan membuka dirinya lebar-lebar untuk mau menerima siapa saja yang ingin bekerja sama. Ia tidak akan merasa canggung atau turun harga diri bila harus bekerja sama dengan orang-orang yang mungkin secara status lebih rendah darinya. Hal ini bisa dicapai apabila ia mampu mengembangkan dan meluaskan hubungan kerja sama dengan siapa pun, dimana pun, dan kapan pun.
3. Loyalitas
Loyalitas bagi seorang profesional memberikan petunjuk bahwa dalam melakukan pekerjaannya, ia bersikap total. Artinya apapun yang ia kerjakan didasari oleh rasa cinta. Seorang profesional memiliki suatu prinsip hidup, bahwa apa yang dikerjakannya bukan suatu beban, tetapi merupakan panggilan hidup untuk berkarya dan memberikan manfaat bagi orang lain. Maka, tak berlebihan bila mereka bekerja sungguh-sungguh. Loyalitas ini akan memberikan daya dan kekuatan untuk berkembang dan selalu mencari hal-hal yang terbaik bagi pekerjaannya, tanpa menunggu perintah. Dengan adanya loyalitas, ia akan selalu berpikir proaktif, yaitu  selalu melakukan usaha-usaha antisipasi agar hal-hal yang fatal tidak terjadi.
4. Integritas
Nilai-nilai kejujuran, kebenaran, dan keadilan harus benar-benar jadi prinsip dasar bagi seorang yang profesional. Dengan integritas ini seorang profesional akan mempunyai kesadaran diri bahwa dalam melakukan suatu pekerjaan, hati nurani dan suara hati harus tetap menjadi dasar dan arah untuk mewujudkan tujuannya. Maka, tidaklah berlebihan apabila dikatakan bahwa seorang profesional tak cukup hanya cerdas dan pintar secara intelektual, tapi juga sisi mental dan emosional. Alangkah lucunya bila seorang mengaku sebagai profesional, tapi dalam kenyataannya ia seorang koruptor atau manipulator atau terombang-ambingkan oleh perubahan situasi dan kondisi yang setiap saat bisa terjadi??
5. Visi
Seorang profesional harus mempunyai visi atau pandangan yang jelas akan masa depan. Visi ini bisa dianggap sebagai peta jalan menuju masa depan yang dengannya ia akan memilki dasar dan landasan yang kuat untuk mengarahkan pikiran, sikap, prilaku dan tindakannya terfokus pada tujuan yang akan dicapai. Dengan mempunyai visi yang jelas, maka ia memiliki rasa tanggung jawab yang besar, karena apa yang dilakukannya sudah dipikirkan masak-masak, sehingga ia sudah mempertimbangkan resiko apa yang akan diterimanya. Visi yang jelas juga memacunya untuk menghasilkan prestasi yang maksimal, sekaligus ukuran yang jelas mengenai keberhasilan dan kegagalan yang ia capai. Jika gagal. ia tidak akan mencari kambing hitam, tapi secara dewasa mengambilalih sebagai tanggung jawab pribadi dan profesinya.
6. Kebanggaan
Seorang prosional harus mempunyai kebanggaan terhadap profesinya. Apapun profesi atau jabatannya, seorang profesional harus mempunyai penghargaan yang setinggi-tingginya terhadap profesi tersebut. Karena dengan rasa bangga tersebut, ia akan mempunyai rasa cinta terhadap profesinya. ia akan mempunyai komitmen yang tinggi terhadap apa yang dilakukakannya, sehingga mengerakan dirinya untuk mencari hal-hal yang lebih baik dan senantiasa memberikan kontribusi yang besar terhadap apa yang ia lakukan.
7. Komitmen
Seorang profesional harus memiliki komitmen tinggi untuk tetap menjaga profesionalitasnya. Artinya, ia tidak akan begitu mudah tergoda oleh bujuk rayu yang akan menghancurkan nilai-nilai profesi. Ia tidak akan mengorbankan idealismenya sebagai seorang yang profesional hanya disebabkan oleh hasutan harta, pangkat dan jabatan. Bahkan bisa bagi dirinya, lebih baik mengorbankan harta, pangkat dan jabatan  asalkan nilai-nilai yang ada dalam profesinya tidak hilang. Untuk membentuk komitmen yang tinggi dibutuhkan konsistensi dalam mempertahankan nilai-nilai profesionalisme. Tanpaadanya konsistensi atau keajekan, seseorang sulit menjadikan dirinya sebagai profesional, karena hanya akan dimainkan oleh perubahan-perubahan yang terjadi.
8. Motivasi
Dalam situasi dan kondisi apapun, sorang profesional tetap harus bersemangat dalam melakukan apa yang menjadi tanggung jawabnya. Artinya, seburuk apapun kondisi dan situasinya, ia harus mampu memotivasi dirinya sendiri untuk tetap dapat mewujudkan hasil yang maksimal tanpa kenal menyerah. Ia akan menjadi motivator bagi dirinya sendiri, sehingga dapat membangkitka kelesuan-kelesuan yang disebabkan oleh situasi dan kondisi yang dihadapi. Disamping itu ia juga harus mampu menyemangati lingkungannya. Ia mengerti, kapan dan di saat-saat seperti apa ia harus  memberikan motivasi untuk dirinya sendiri dan lingkungannya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Lady Gaga, Salman Khan